Wednesday, January 05, 2005

Aceh, Lagu itu....dan MYS2DBD3 *

Perjalanan ini
Trasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Disampingku kawan

Banyak cerita
Yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang
Dihempas batu jalanan
Hati tergetar menatap
kering rerumputan

Perjalanan ini pun
Seperti jadi saksi
Gembala kecil
Menangis sedih ...

Reff#

Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika di kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak
Kepada matahari

Tetapi semua diam
Tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri
Terpaku menatap langit

Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana

Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang

(Berita Kepada Kawan- Ebiet G Ade)

9 hari belakangan ini lagu ini menjadi sangat-sangat sering terdengar dimana-mana, menjadi “sountrack” tayangan-tayangan memilukan dari bencana luar biasa di Aceh.
Memang terasa pas sekali syair lagu ini dengan tayangan-tayangan yang disajikan, tapi tiba-tiba aku terpikir, mengapa lagu ini hanya ‘mengilhami’ orang ketika sudah terjadi bencana besar seperti ini ? mengapa tidak mengilhami orang dalam menjalankan hidupnya sehari-hari?? Pertanyaannya : adakah orang yang selalu terilhami oleh lagu ini dalam tiap langkah hidupnya???

Ada, setidaknya satu orang yang aku tau selalu menjadikan lagu ini sebagai ilham, pengingat dan filter dalam hidupnya. Dia papaku…



Sebenarnya aku tidak tau pasti penyanyi favorite papaku, yang aku ingat hanya waktu aku kecil papaku sering sekali memutar kaset-kaset dari lagu-lagu Ebit G. Ade, Pance F Pondaag, dan Jamal Mirdad :) Dulu kami tidak punya stereo set, bahkan compo keci, kami hanya punya walkman yang kemudian dimodifikasi dengan menyambungkan walkman ini ke 2 speaker tambahan, sehingga kami sekeluarga bisa ikut menikmati lagu-lagu yang diputar. Aku ingat sekali walkman itu warnanya putih, bukan silver.

Seperti aku pernah ceritakan sebelumnya, adalah kebiasaan keluarga kami untuk berkumpul dan bercerita di ruang tengah pada malam hari sehabis makan malam. Dan lagu Ebiet G Ade ini pernah menjadi topik pembahasan papaku. Yang menjadi stress point papaku adalah bait ini :

Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga
Dengan dosa-dosa….

Menurut papaku malam itu, banyak sekali contoh yang sering kita temukan di sekeliling kita bagaimana orang yang salah namun dia bercerita tentang itu dengan bangga. Dan mulailah papaku memberikan contoh-contoh di sekeliling kami tentang itu, misalnya cerita satu ini yang masih aku ingat :
Saat itu sedang marak sekali di lingkungan kami orang-orang yang ‘mencuri’ listrik, saling berbagi trik bagaimana mengakali agar meteran listrik tidak jalan, jadi tidak perlu membayar banyak. Dan jika hal ini berhasil, tidak diketahui oleh petugas PLN mereka akan bercerita dengan bangganya kepada semua orang bahwa dia berhasil mengelabui PLN.

Atau cerita tetangga tentang saudaranya yang tentara dan berhasil menakuti pemilik bioskop agar tetanggaku dan saudaranya yang tentara itu bisa masuk bioskop tanpa membayar. Untuk hal ini aku memang sering sekali mendengar sendiri cerita dari temanku yang ayah-nya atau oomnya adalah tentara.

Oh satu hal, untuk pertama kalinya malam itu aku tau apa yang dimaksud orang-orang dengan bekerja di tempat ‘basah’ yang sering aku dengar dari percakapan ibu-ibu tetanggaku:). Papaku menjelaskan itu dan menurut beliau mustinya tidak ada kategori pekerjaan ‘basah’ atau ‘kering’. Orang yang menganggap pekerjaannya ‘basah’ ya itu tadi termasuk orang yang salah dan bangga dengan dosa-dosa :)

Aku tidak melebih-lebihkan kalau aku katakan lagu ini memang betul-betul ‘dibawa’ papaku dalam tiap langkahnya. Jadi jangan pernah bercerita di depan papaku misalnya tentang bagaimana dengan suksesnya berhasil mengakali pulsa telpon, apalagi bercerita tentang itu dengan nada bangga, niscaya yang akan didengar adalah komentar :’ini dia nih manusia yang salah dan bangga dengan dosa-dosa’ :)

Begitu seringnya frase itu aku dengar dari papaku. Aku merasa beruntung sekali diajarkan oleh papaku tentang ini, dari kecil, membuat semuanya terserap dan mengendap di kepalaku hingga kini.

Sudah banyak sekali bahasan tentang hikmah dibalik tragedi aceh, dan sama banyaknya dengan lagu ‘Berita Kepada Kawan” itu terdengar, semoga hikmah dan lagu ini tidak berlalu begitu saja seiring dengan berlalunya tragedi besar ini. Tidak harus menjadi orang suci, tapi setidaknya jangan menjadi manusia yang selalu salah namun bangga dengan dosa-dosa.

*MYS2DBD3 ( Manusia Yang Selalu Salah Dan Bangga Dengan Dosa-Dosa)



0 Comments:

Post a Comment

<< Home