Wednesday, January 26, 2005

WTK dan Oplok-Oplok

Setelah 3 tahun akhirnya aku merasakan lagi masuk ke dalam kelas dan mendengarkan guru mengajar. Kemarin, 25 January 2005 hari pertama kursus Public Relationship. Ya, aku mengambil kursus yang tidak ada hubungannya dengan back ground pendidikan dan pekerjaanku sekarang itu:).

Aku mendaftar awal bulan lalu ke Interstudi, mereka menyedikan beberapa pilihan untuk kursus PR ini, dan aku mengambil kursus Dasar Public Relation. Lokasinya di Sahid Jaya Hotel Lt. 2, lama kursusnya 2 bulan dengan 2 kali pertemuan tiap minggunya (Selasa dan Kamis) dan tiap pertemuan 2 jam (19.00 - 21.00). Biaya kursusnya satu juta rupiah. In case ada yang ingin tahu, materinya adalah : Pengantar Public Relations, Professonal Image, Komunikasi dalam PR, Media Public Relations, Social Marketing, PR Writing, Hubungan dengan Press, Special Events, Periklanan dalam PR, PR Campaign, Perencanaan Kerja PR-1, Perencanaan Kerja PR2, Berbicara Efektif, Teknik Presentasi, Teknik Negosiasi, dan PR & Krisis Manajemen.

Ruang kelasnya nyaman, peserta di kelasku 14 orang termasuk aku, 4 orang laki-laki dan sisanya perempuan. Aku memilih duduk di deret paling depan.
Menurut jadwal yang diberikan ketika akan masuk kelas, pelajaran hari itu adalah pengantar public relations, pengajarnya perempuan, ibu Ulani : cantik, rapi, gaya bicaranya menarik dan enak didengar.

Hampir 1 jam pertama diisi dengan perkenalan, masing-masing orang ditanya 4 hal : nama panggilan, kegiatan sehari-hari, back ground, dan alasan memilih kursus PR ini. Rupanya untuk ibu ulani pertama tidak berarti yang paling depan, dia lebih memilih mulai pojok kiri di deretan paling belakang, jadi aku mendapat giliran ke 2 dari terakhir. Ternyata semua peserta kursus sudah bekerja dan beragam sekali : businessman, perhotelan, sekretaris, adv. agency, instruktur terjun payung, designer, fotografer, translator, dll. Demikian pula dengan alasan mengikuti kursus, ada yang karena perusahaan tempatnya bekerja punya rencana untuk menambah devisi public relation, ada melengkapi ilmu sekretarisnya dengan ilmu PR, tapi yang dominan adalah WTK ( Want To Know) :) .

Saat tiba giliranku menjawab pertanyaan itu, sebenarnya inti jawabanku sama, WTK juga :), tapi aku memilih menggunakan kalimat lain ( i know fer, you will say : dasar politikus:)). Aku cerita bahwa awalnya ini diilhami dari seorang palmist yang membaca tanganku dan mengatakan bahwa pekerjaan yang paling cocok buatku adalah menjadi Public Relation. Walaupun aku 1000% ragu dengan ini, tapi banyak teman justru setuju dengan si palmist. Akhirnya kuputuskan untuk tau sebenarnya public relation itu seperti apa.

Ibu Ulani langsung mendekati aku dan meminta aku memperlihatkan telapak tangan kananku. Ternyata menurut beliau dia mempelajari palmistry juga. Kira-kira 5 menit kemudian dia mengatakan : dari energy kamu berbicara dan dari garis telapak tangan kamu, kamu memang cocok jadi PR, tapi lebih ke PR business. WOW!! Kalau saja semuanya ternyata benar, rasanya aku orang yang paling buta dalam melihat diriku sendiri ya?:)'.

Setelah satu orang setelahku memperkenalkan diri, bu Ulani segera menghidupkan OHP dan membahas slide-slide transparan yang dia bawa. Aku memilih hanya mendengarkan saja, tidak mencatat apa-apa karena semua materi ada di buku manual yang diberikan. Ibu Ulani punya banyak cerita rupanya dan dia pintar bercerita. Ada satu cerita beliau tentang bagaimana saling pengertian ( mutual understanding) itu bukan pekerjaan mudah.

Ini dia cerita bu Ulani :
'Waktu sebelum menikah kita perempuan indonesia biasanya diajakan ibu kita kalau nanti telah menikah sebagai istri yang baik kalau suami akan berangkat kerja istri harus menyiapkan segala sesuatu perlengkapan suami bekerja. Jadi ketika saya menikah tiap pagi saya menyiapkan semuanya untuk suami saya, dari mulai CD sampai kaos kaki. Dan semua berjalan begitu setiap hari, dan saya merasa saya sudah menjadi istri terbaik, sampai suatu pagi ketika saya menyusun CD, kemeja dll diatas tempat tidur tiba-tiba suami saya berteriak :STOP!!, saya bukan anak TK, hari ini pakai baju hijau, besok biru dst. saya mau memakai apa yang rasanya hari ini saya mau pakai'.
Ketika hal ini saya ceritakan ke teman kantor saya yang laki-laki dia berkata :'Kalau saya lain lagi, saya justru mau istri saya begitu dan harus begitu, tidak boleh ada yang ketinggalan. Pokoknya saya hanya memakai yang istri saya siapkan. kalau dia ketinggalan menyiapkan CD ya saya tidak pakai CD, biarin aja oplok-oplok seharian, artinya kan istri saya tidak mau saya pakai CD hari itu:)'.

3 Comments:

At 7:01 PM, Anonymous Anonymous said...

Mau tanya soal kursus PR anda,tepatnya dimana lokasinya?
ad nomor telepon yg bs dihubungi gak?karna saya tertarik..

 
At 2:13 PM, Blogger Unknown said...

kami dari interstudi sdg membuat ikatan alumni, skiranya mbak inez berkenan menghubungi kami di interstudi cabang bulungan 7250437- ahmad

 
At 2:24 PM, Blogger Unknown said...

utk kursus PR bisa menghubungi kami di 7250437(bulungan,kebayoran baru) atau 3150105 (jl.senda,samping sarinah thamrin)

 

Post a Comment

<< Home