Monday, May 23, 2005

Do Not Living a Lie

HRD di kantorku akan pakai alat Assesment baru. Aku ditawari jadi salah satu tester alat test ini sebelum resmi dipakai. Sistemnya computerize.

Tadi aku diberitahu hasilnya. Salah satu yang paling menarik buatku adalah tampilan 3 grafik bersisian yang terlihat nyaris sama bentuknya. Dan ini penjelasan yang diberikan temanku untuk 3 tampilan grafik itu :


Grafik yang paling kiri menggambarkan bagaimana aku saat berinteraksi dengan lingkungan, grafik yang tengah adalah bagaimana aku saat dalam kondisi stress, dan yang paling kanan adalah aku yang sesungguhnya (the real me).


Jadi menurut temanku itu aku selalu tampil apa adanya, dan tidak bertopeng di segala kondisi. Hmm...interesting.


Aku jadi ingat beberapa testimonial yang pernah diberikan temanku, misalnya :
Inez itu..tomboy abis..kaga basa- basi..sangat teguh terhadap pendiriannya..self confidencenya tinggi.., or
Inez, you are honest, open and caring, or
I think you are a good looking, nice, honest person.

Kalau sudah bicara soal hal satu ini rasanya aku lagi-lagi harus bicara soal keluargaku, karena rasanya semuanya berawal dari sana.

Dari kecil aku merasa selalu diajarkan untuk tidak terikat dengan hal-hal simbolik, tapi yang selalu didedungkan orangtuaku adalah hakikatnya. Bisa jadi ini dilakukan 'terpaksa' oleh orangtuaku untuk menyiasati segala keterbatasan kami yang ada waktu itu:). Tapi apapun alasan itu aku merasa beruntung karena aku merasa itu cara hidup yang paling nyaman dan mudah sedunia:)'.

Aku ingat dulu saat SD tiap tahun ajaran baru semua hal serba baru untuk teman-temanku, mulai dari seragam, sepatu, tas, sampai buku. Untuk orangtuaku rumus seperti itu tidak berlaku:) Dan mereka mulai menerangkan hakikat pakai baju itu apa sih? asal bersih dan rapi tidak ada lagi yang dibutuhkan dari sebuah baju, begitu juga dengan sepatu, tas, dan buku. Lanjutannya biasanya begini :'jangan takut tidak akan punya teman, karena orang itu akan punya banyak teman kalau dia menyenangkan, bukan karena bajunya selalu baru atau sepatunya ganti-ganti, kalau teman kamu tidak mau berteman dengan kamu karena tidak selalu serba baru artinya dia bukan teman yang baik jadi tidak perlu ditemani orang yang begitu. Dan ternyata 'jurus' ini memang ampuh :) Yang aku ingat dari kecil aku selalu punya banyak teman padahal kondisi yang serba terbatas itu tidak banyak berubah sampai aku tamat kuliah:)'.

Ada dua hal yang rasanya yang didapat dari didikan orang tuaku seperti itu. Pertama rasa percaya diri untuk berada dilingkungan mana saja, kedua rasanya aku selalu dapat the true friends.

So... Never ever living a lie.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home