A Party For Two in Bali (1)
Ke Bali sudah jadi keinginan lama sekali, dan akhirnya pertengahan Agustus lalu terlaksana juga, tidak tanggung-tanggung langsung seminggu!. Satu teman baik di kantor -Mbak Anida-bersedia menemani, sebenarnya dia sudah beberapa kali ke bali dan baru tahun lalu kesana, tapi Bali memang tidak pernah bisa ditampik begitu saja :)'. Berhubung mbak anida ini sekretaris managing director di kantorku, jadi semuanya harus direncanakan jauh-jauh hari. Tiket sudah sejak 2 bulan lalu kita booking. Minta cuti juga sudah dari 2 bulan lalu.
Kita berdua sudah sepakat liburan ini liburan 'paket hemat', semua pinginnya yang murah saja tapi tetap layak :). Diluar dugaan semuanya seperti 'berkonspirasi' to make it happen.
Dimulai dari tiket pesawat. Kita pesan tiket AWAIR 2 bulan lalu dan dapat harga yang super murah menurutku. Tiket PP hanya Rp.511,500 saja!. Lalu saat kita akan naik bis DAMRI yang ke bandara di Blok M, satu taksi menawarkan untuk naik taksi dia saja tanpa argo dengan harga 40 ribu rupiah saja, taol dia yang bayar. Katanya dia harus ke bandara jemput orang tapi daripada kosong dia akan bawa penumpang kesana. Kita tadinya tetap ingin naik bis saja, tapi dia turunkan sendiri tarifnya jadi 20 ribu dan tol dia yang bayar!. Akhirnya kita naik taksi itu, dan sampai di bandara kita bayar lebihkan sedikit dari itu.
Kita berangkat hari Sabtu tanggal 13 agustus, naik penerbangan malam jam 08.40. Pesawat tepat waktu dan agak kosong, jadi terasa tetap nyaman walaupun waktu masuk pesawat seperti masuk bis ekonomi yang tempat duduknya banyak dan dempet-dempet:)'. Lama penerbangan 1 jam 45 menit, jadi kita mendarat di bandara ngurahrai jam 11:25 WIT. Kita dijemput 2 teman mbak nida - erick dan andre dengan mobil sewaan untuk kita selama di Bali. Lagi-lagi erick dapat sewaan mobil murah, 90 ribu per hari. Kita tahu itu murah karena kita sempat tanya biasanya sewa mobil di disana 150 ribu perhari, kalau pakai supir tambah 100 ribu.
Bannya sempat kempes (tubles) di hari kedua.
Kebetulan lagi satu teman mbak nida lainnya - Mas Dwi- akan ke Jakarta sampai hari Selasa, jadi dia bilang kita nginap di tempat dia saja dulu selama dia ke Jakarta. Jadi hemat penginapan 3 malam kan?:) . Tempat mas Dwi di Sanur dekat pantai matahari, jalan kaki saja ke sana.
Jadilah keesokan paginya dengan riang gembira kita berdua ke pantai matahari :)
Rencananya sih mau lihat sunrise, tapi ternyata agak kesiangan. Tidak putus asa, besoknya kita kesana lagi dan lebih pagi :).
Kita foto-foto banyak disana dan bagus-bagus tapi sayang CD foto-foto disini ketinggalan di tempat Andre, hiks. Yang menarik disini adalah setelah matahari terbit adalah melihat 'ojeg gendong'.
Perahu-perahu diatas adalah perahu pengangkut penumpang yang ingin ke nusa penida, perahu itu ditambatkan berjarak dari pantai, jadi kalau ingin naik perahu itu akan melewati air sebelum sampai di perahu. Nah tidak semua orang mau berbasah ria, jadi harus naik ojeg gendong ini. orang yang jadi ojeg gendong ini badannya tidak besar ataupun kekar, tapi mengangkat orang bule saja seperti mengangkat 3 kilo beras :) Takjub juga lihatnya.
Waktu naik ojeg gendong ini ada dua pilihan 'gaya', digendong ala pengantin pria membopong pengantin wanitanya, atau gaya menyamping sambil duduk dibahu kanan/kiri si ojeg gendong:)'.
Hari Minggu kita langsung 'tancap gas' ke Ubud sampai Besakih. Pertama kita mampir ke monkey forest.
Katanya monyet disini lebih jinak daripada monyet di sangeh, tapi aku lihat monyet sini mungkin tidak lama lagi akan 'nakal' seperti monyet di sangeh. Kalau ke monkey forest jangan memasukkan tangan ke saku, pasti monyetnya menghambiri dan menarik-narik tangan agar keluar dari saku, monyetnya pikir kita simpan kacang atau pisang di kantong.
Dari monkey forest ini kita makan siang. Waktu datang kita sudah pesan sama erick, andre dan mas dwi kalau kita mau makan yang sesuai dengan perut melayu, enak, dan murah :) dan tidak sia-sia mereka sudah 8 tahun di Bali, semua pilihan tempat makan mereka cucok sekali dengan perut dan kantong 2 orang melayu ini:).
Pertama kita makan nasi ayam bali "Mahardika" di Ubud. Tempatnya seperti warung nasi biasa, menunya nasi panas dan pulen dengan segala macam menu bagian ayam plus sambel dan kacang panjang yang dicampur kelapa. Rasanya enak sekali, harganya hanya Rp. 6000 satu porsi. Oh peyeknya juga enak sekali, satu bungkusnya Rp. 2500. Kita sampai bekal 4 bungkus untuk perjalanan sampai ke Besakih.
Kita sempat mampir ke gallery lukisan teman mas Dwi, Pak Wayan. Menarik sekali lukisan disini. Ada dua jenis lukisan yang ditempatkan di dua ujung ruangan yang berbeda, di ruangan sebelah kanan semua lukisannya adalah lukisan wanita gemuk dengan berbagai gaya, diruangan sebelah kiri semuanya lukisan abstrak warna warni. Ini salah satu lukisan wanita gemuk yang dipajang di depan gallery.
Sepanjang jalan di Ubud menuju besakih banyak sekali hamparan sawah dan pohon jeruk, akhirnya kita tidak tahan juga untuk tidak foto disana :)
Perjalanan hari itu berakhir di Besakih. Pengunjung pura terbesar di Bali itu tidak ramai hari itu,
katanya jangan coba-coba kesana saat purnama, pasti penuh sesak. Besakih itu memang megah ya..
2 Comments:
Ta.. bagian 2-nya mana?
Perasaan sejak loe di HRD jadi jarang nge-blog yee.. hehe.
Hi inez, Out surfing for information on florida dui & happened upon your site. While A Party For Two in Bali (1) wasn't exactly spot on, it did strike a note with me. Thank you for the really good read.
Post a Comment
<< Home