Art & Science of War (2-end)
Setelah 3 dosen sebelumnya cowok semua, akhirnya dapat juga giliran diajar dosen cewek. Dari awal perkuliahan mulai nama dosen cewek satu ini sudah disebut beberapa kali. Namanya Anna Maria Brudenell. Aku ngga’ tau umurnya berapa, dan agak susah menebak umur bule, tapi yang pasti she’s single :)’. Ini adalah kali pertama Anna ke Indonesia dan mengajar di Indonesia. Menurut semua dosen2 sebelumnya, Anna nervous sekali, dan semua dosen itu titip pesan ke kita, please be gentle with her ya :)’.
Dr. Anna Maria Brudenell
Anna ini murni akademisi seperti hal-nya Trevor Taylor, tapi berhubung masih muda pengalamannya dalam masalah2 praktis yang berhubungan dengan defence ataupun berhubungan dengan orang beda bahasa dan budaya belum sebanyak Trevor, ini nanti kelihatan sekali waktu dia menghandle pertanyaan2 dari anak-anak di kelas.
Tidak seperti 3 dosen sebelumnya Anna merasa agak kesulitan mengerti bahasa inggris kami, menurut dia kami banyak menggunakan kata yang tidak biasa mereka gunakan, jadi dia harus translate ulang di pikirannya tiap mendengar kami bicara. Sementara Anna sendiri logatnya British sekali dan cepat sekali ngomongnya. Jadi waktu di awal-awal kelas Anna mulai, dua pihak ini lumayan effortnya untuk bisa mengerti satu-sama lain :)’.
Anna sampai di bandung 5 hari sebelum giliran dia mengajar, mungkin untuk koordinasi dengan Dale tentang materi selanjutnya untuk di kelas. Anna sempat datang sekali dan kasih materi tentang leadership di session Dale. Lucu juga waktu pertama dia datang itu Dale minta tolong aku bantuin Anna untuk ngeprint, jadi aku antar Anna ke tempat ngeprint, dia pakai rok hari itu, sedikit dibawah lutut, dan dia dengan bisik2 tanya ke aku apa dia pakai rok terlalu pendek ? J aku mau ketawa juga dengernya, belum sempat ke BIP sih ya dia :)’. Dan aku surprise banget juga waktu tau ternyata dia minum pil malaria waktu dateng ke Indonesia!’. Ampun deh, dipikir Bandung sama dengan Irian kali ya?’.
Anyway, Anna ini specialistnya di Air Power dan Intelligent, sayangnya dia tidak memberikan materi Air Power disini. Materi yang diberikan Anna antara lain :
The Laws of War, Jus ad Bellum – Jus in Bello, Delivering Strategy, Nation Strate, Future Warfare, The Role of Intelligent, Low Intensity Conflict. Materinya ini sangat-sangat menarik terutama untuk teman-teman dari militer, sayangnya kedalaman pengetahuan Anna tentang ini tidak memuaskan.
Tapi aku senang dengan tugas kelompok yang diberikan Anna, judulnya : The concept of Just War in Moslem Perspective with particular case in Iraq 2003’. Aku senang karena tugas ini membuat kita belajar lebih banyak tentang islam, kita pikir kita tahu banyak tentang islam, kenyataannya tidak, dengan tugas ini buka alqur’an dan hadits, belajar history perang islam, dll.
Hal lain yang buat aku senang di session kedua ini adalah kembali jurusan mengundang praktisi untuk memberikan ceramah umum, kali ini yang di undang atase militer inggris, colonel Stuard Jarvis.
Materi yang diberikan Jarvis “Nature of the War”. Jarvis ini lumayan lama tugas di Northern Ireland, jadi case study yang dia bahasa waktu presentasi adalah Northern Ireland. Terlihat sekali Jarvis mempersiapkan dengan baik untuk presentasi ini. Hari itu dia berpakaian loreng tentara inggris, bawa pedang panjang segala. Materi presentasinya pun dilengkapi 5 video, real video, salah satunya video dari middle east. Very entertaining presentasinya.
Colonel Stuart Jarvis
Surprise as a principle of war
Materi jarvis ini banyak berhubungan dengan materi Dale Clark, component of war, tapi di introductionnya Jarvis katakan apa yang dia sampaikan bukan teori dari mana-mana tapi Jarvis’s theory dari pengalamannya :)’.
Dari uraian jarvis terlihat jelas bahwa praktek itu tidak semudah teori. Misalnya saat dia menjelaskan salah satu law of war, prinsip discriminate, artinya harus bisa membedakan combatant dan non combatant. Yang non combatant tentu tidak legal untuk di tembak. Kalau secara teori mudah membedakannya, masyarakan sipil dan tidak bersenjata itu dilarang untuk ditembak.
Hari itu Jarvis memperlihatkan video di middle east, bagaimana dalam sepersekian detik tentara harus mengambil keputusan apakah akan menembak atau tidak 2 orang tidak bersegam yang keluar dari truk dan mobil dan sedang tidak bersenjata bertemu dan berbicara.
Video di Middle East
2 pilot dari helicopter yang mengamati 2 orang ini menduga mereka salah satu anggota insurgent (pemberontak). Saat 2 orang ini menyadari diamati mereka lari ke masing-masing kendaraan mereka, mungkin akan mengambil senjata. Saat itu harus diputuskan apakah akan ditembak atau tidak, akhirnya memang ditembak sebelum mereka sempat mengambil senjatanya.
Serius nonton video:)
Perang memang tidak pernah mudah, makanya jangan perang ya !.
Peace aja lah ! :)
0 Comments:
Post a Comment
<< Home