Diary & Complexity
Lucu juga mendengar satu teman cerita bagaimana dia memilih wanita untuk calon istrinya. Dia mulai dari pertanyaan :'kamu menulis diary?'. dari 3 wanita yang saat itu dekat dengan dia kebetulan satu orang menulis diary menjadi rutinitasnya, satu orang lagi jarang menulis diary..yang terakhir tidak pernah menulis diary. dan yang terkahir ini yang dia pilih :)'. menurut dia wanita yang menulis diary itu biasanya complex..dia merasa dia sudah cukup complex orangnya.. jadi maunya hidup dengan orang yang tidak complex.
Entah karena kebetulan atau memang teori dia valid...tp sampai hari ini mereka sudah menikah 10 tahun sih :)'
Percaya hal yang sama?? silahkan mengikuti :))
4 Comments:
hehe....kompleks menurut terminologi apa nih ? Kalo menurut Jung, setiap orang punya kompleks. Aku bayangkan seseorang bernama Susana. Dia berpenampilan sederhana, berpikir sederhana dan tidak menulis diary. Dia tidak menulis diary karena pada masa kecilnya pernah diperkosa oleh pamannya sendiri. Susana mengasosiasikan menulis diary dengan mengenang masa lalu. Memgenang masa lalu berarti membangkitkan lagi trauma diperkosa. ah, ternyata tidak menulis diary pun bisa sangat kompleks :))
hehe....kompleks menurut terminologi apa nih ? Kalo menurut Jung, setiap orang punya kompleks. Aku bayangkan seseorang bernama Susana. Dia berpenampilan sederhana, berpikir sederhana dan tidak menulis diary. Dia tidak menulis diary karena pada masa kecilnya pernah diperkosa oleh pamannya sendiri. Susana mengasosiasikan menulis diary dengan mengenang masa lalu. Memgenang masa lalu berarti membangkitkan lagi trauma diperkosa. ah, ternyata tidak menulis diary pun bisa sangat kompleks :))
euh.. blog itu diary bukan Ta? :D
ta, nga bener tuh... wanita tanpa diary justru lebih kompleks.. karna emosinya tidak tersalurkan, kekekekekekekek...!!
Post a Comment
<< Home