Saturday, January 05, 2008

Darto = Radar Moto

Cerita tentang Darto ini jadi hal yang paling menarik dari interview-ku dengan perusahaan yang mengembangkan survaillance system untuk militer. Nama perusahaannya PT. Global Asia Teknologi (Asiatek). Aku menginterview salah satu pendiri perusahaan - M. Fadli (Mas M ) ini untuk keperluan thesis-ku.

Ide pengembangan survaillance system ini dimulai dari sejenis tugas akhir seorang perwira siswa sesko TNI-AU tentang operasi bersama pemantauan rutin Selat Malaka antara angkatan udara Malaysia, Singapore, dan Indonesia. Selat Malaka termasuk salah satu jalur perdagangan di dunia yang sangat sibuk, sehingga keamanan dari perompak dan bajak laut di Selat Malacca menjadi sangat penting.

Saat patroli bersama antara 3 negara ini menggunakan pesawat masing-masing negara secara bergantian. Personnel dari 3 negara juga semuanya akan berada di dalam pesawat tersebut. Pesawat dari Malaysia dan Singapore dilengkapi dengan survaillance system, sedangkan pesawat Indonesia tidak. Jadi saat patroli bersama dengan menggunakan pesawat indonesia, pemantauan dilakukan dengan teknik Darto ini, Radar Moto.
Caranya : personnel diberi diberi tali pengaman yang diikatkan di pinggang, pintu pesawat dibuka, personnel dengan kamera di tangannya nongol keluar dari pintu pesawat dan melakukan pemotretan dengan kamera secara manual :)'.

Cerita ini terdengar lucu waktu diceritakan, tapi juga miris saat mendengarnya.
Ini salah satu gambaran kondisi TNI kita di bandingkan dengan 2 negara tetangga kita. Tidak heran sebenarnya kalau mendapati akhir-akhir ini 2 tetangga ini makin tidak ada respect-nya dengan Indonesia. Karena mereka tau kekuatan yang mereka punya dan kekuatan yang Indonesia punya.

Aku ingin sharing cerita tentang ini disini sebenarnya bukan untuk 'menelanjangi' negara kita, tapi point yang lebih penting yang aku ingin sharing disini adalah apa yang dilakukan selanjutnya oleh perwira TNI AU dan beberapa teman di asiatek yang membantunya membuat tugas akhirnya, mereka yang menyadari kelemahan kita ini dan berinisiatif melakukan sesuatu untuk itu. Aku jadi ingat salah satu tulisan satu teman tentang: The Power of ":Do Something".

Orang-orang ini kemudian mengajukan proposal untuk pengembangan survaillance system ke Direktorat Teknologi dan Industri (Dirtekind) Dephan. Sudah menjadi amanat undang-undang bahwa Dephan harus melakukan pembinaan industri pertahanan. Direktur Dirtekin menyambut baik proposal ini dan dianggarkan lah project pengembangan survaillene system ini. Asiatek memulai project ini from scratch, dari nol. Dalam setahun 2 prototype sukses dibuat. System ini sudah lulus tahap pengujian oleh TNI-AU, sudah siap di produksi massal jika pemerintah mau. System ini diclaim lebih baik dari produksi Israel dan Australia.

Point lain yang ingin aku share selain dari the power of do something ini adalah tidak sulit menemukan sumber daya manusia Indonesia yang mampu untuk membut peralatan berteknologi. Aku sudah mewancarai 3 perusahaan untuk thesisku ini, mampu kok kita membuat hovercraft, panser, dan survaillence system. Kemampuan acquisition technology kita aku pecaya tinggi, seperti jug pernah dikatakan oleh mentri perhubungn dalam interiew-nya dengan Peter F Gontha beberapa waktu lalu. Sekarang tinggal kesadaran, kebijaksanaa, dan cerdasnya pemerinth dan orang-orang punya kemampuan Indonesia ini saja. Inisiatif bisa datang dari mana saja, tidak harus hanya dari pemerintah, tidak juga harus dari masyarakat saja.

Untuk yang udah mual lihat Malaysia yang makin menjadi-jadi akhir-akhir ini tingkahnya, jangan hanya berharap pemerintah saja yang Do Something, sehingga cerita seperti Darto ini tidak ada lagi.

Tuesday, January 01, 2008

Janus

Januari sebagai bulan pertama dalam kalender Masehi diambil dari nama Dewa Romawi, Janus. Dalam mitologi Romawi Janus adalah dewa penjaga gerbang (God of Gate). Dia sering disebut juga God of Beginnings.Tampilannya sering digambarkan dalam wajah bermuka dua yang menggambarkan bahwa dewa ini dapat melihat ke depan dan belakang pada saat yang sama.

Tidak semua orang mungkin tahu atau menyadari kata di balik Januari ini, namun semua gambaran akan Janus ini sudah menjelma menjadi 'ritual' yang umum dilakukan orang saat pergantian tahun menjelang. Ritual seperti membuat kaleodoskop untuk menengok kejadian setahun kebelakang dan membuat resolusi untuk dijalani di tahun depan adalah yang jamak dilakukan.

Kita memang perlu momen untuk berkontemplasi, Januari rasanya memang termasuk momen yang pas untuk itu.
Mengingat apa yang terjadi selama tahun 2007 hanya satu kalimat yang bisa mewakili : rasa syukur tak hingga. Banyak kejadian besar dalam keluargaku tahun ini ; mamaku pergi dan pulang haji dengan lancar dan selamat di awal tahun, pernikahan adikku juga berjalan lancar di tengah tahun, di akhir tahun operasi jantung keponakanku berjalan baik, dan adik bungsuku berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan nilai A. Kuliahku sendiri alhamdulillah lancar.

Tahun 2008 tidak banyak rencanaku. Yang paling utama thesis bisa selesai bulan Maret ini, bisa jalan-jalan berempat bareng kakak dan adikku di Eropa bulan April-Mei, bisa sidang bulan Mei, bisa wisuda bulan Juli, dan dapat kerja yang baik secepatnya setelah wisuda :)'.
Hal lain : harus mulai serius lagi usaha banyak minum air putih, belakangan penyakit malas minum kambuh lagi :( dan lebih serius usaha perbaiki ibadahnya.

Selamat Tahun Baru buat semuanya... !

Saturday, December 15, 2007

More about Defence Management ITB

First of all, for Dian : Welcome Board!!. Selamat ya untuk beasiswanya. Sampai ketemu di ITB!:).

Nggak kerasa sudah mau punya adik kelas 2 angkatan : Cohort 3 dan Cohort 4. Artinya Management Pertahanan ITB sudah berdiri 4 tahun. Sampai sekarang memang masih banyak yang masih asing dengan jurusan ini. Jangankan pihak luar ITB, mahasiswa ITB saja banyak yang belum tahu kalau ada jurusan ini di ITB. Beberapa kali diacara seminar dan diskusi di ITB saat aku bertanya di forum tersebut aku tidak pernah lupa untuk mengenalkan diri kalau aku dari program defence management ITB. Saat acara berakhir ada saja yang nyamperin aku dan tanya : ada ya mbak jurusan defence management di itb ?:). dan mulai bertanya apa yang dipelajari, mahasiswanya dari mana saja dll. Kesanku sih mereka tertarik. Makanya aku senang berbagi informasi tentang jurusanku ini, salah satunya di blog ku ini.

Ternyata banyak juga yang access ke blog ini walaupun mereka tidak meninggalkan komentar. Aku lumayan sering menerima email dari yang membaca blog ku ini tentang defence management, apalagi menjelang seleksi beasiswa dari British Embassy:). Salah satunya Dian. Aku senang kalau informasiku ternyata membantu.

Biasanya seleksi untuk beasiswa dari British Embassy sekitar bulan Oktober tiap tahunnya.
Kali ini aku postingkan lebih banyak tentang management pertahanan ITB juga term and condition of british embassy sponsorship. Ini terms and condition untuk cohort 4 (2008-2010). Untuk tahun-tahun selanjutnya mungkin sama mungkin juga berbeda.

Program Magister
Manajemen Pertahanan
Program Studi Pembangunan
Institut Teknologi Bandung


LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

Setelah berakhirnya Perang Dingin dan memasuki Abad ke-21,terjadi perubahan besar dalam faktor-faktor yang dianggap sebagai membahayakan keamanan nasional maupun internasional. Perang besar antar negara, yang menjadi perhatian utama para perencana militer dan pemimpinpemimpin negara selama 200 tahun terakhir ini, telah bertambah atau digantikan dengan ancaman-ancaman kejahatan internasional, terorisme, obat-obat terlarang, kerusakan lingkungan, kehancuran negara (state collapse), maupun kemunculan kembali ketegangan suku, rasial maupun keagamaan. Hal-hal ini tentu menimbulkan tantangan baru bagi
perencana militer dan kaum akademisi.

Ilmu kemiliteran pun telah mengalami perubahan paradigma yang besar. Selama masa industrialisasi, perang antar negara telah berkembang menjadi semakin besar, mahal dan merusak. Konflik-konflik di masa depan, lebih cenderung merupakan konflik di dalam negara (intra-state), dibanding antar negara (inter-state). Meskipun demikian, negara-negara maju akan cenderung campur tangan dalam perang di negara lain, baik karena alasan kemanusiaan maupun alasan kepentingan nasional mereka sendiri. Globalisasi juga berarti bahwa tidak ada satu negara pun yang secara eksklusif merupakan penyebab atau target operasi militer. Demikian pula kemajuan di bidang informasi telah mengubah sasaran-sasaran strategis yang harus dipikirkan para perencana. Perang informasi ini
pada kenyataannya tanpa batas dan mampu melumpuhkan suatu negara maupun masyarakat.

Perubahan paradigma dalam masalah keamanan ini, telah juga memaksa angkatan bersenjata untuk lebih banyak berhubungan dengan organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat
(LSM), media maupun yang secara tradisional merupakan rekan kerja, seperti polisi, bea cukai, badan intelijen dan diplomat.

Secara alami, ‘budaya’ dan sistem kerja lembaga-lembaga tersebut sangat berbeda dengan lembaga angkatan bersenjata, karena itu hubungan lembaga-lembaga tersebut dengan
lembaga angkatan bersenjata sering konfrontasional. Semua perubahan tersebut akan mempengaruhi lingkungan manajemen pertahanan dan pengembangan teknologi pertahanan dan keamanan. Perubahan-perubahan tersebut juga sangat bergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dari masalah demografi, perubahan cuaca hingga teknologi informasi. Karena itu sangat penting bagi para perencana militer maupun pemimpin-pemimpin sipil untuk tidak hanya mengetahui mengenai konsep-konsep keamanan nasional, regional maupun global, tetapi mempunyai kemampuan dan keahlian dalam manajemen pertahanan dan keamanan serta dapat
memanfaatkan sumberdaya lingkungan dan teknologi yang menyertainya.

Perubahan-perubahan tersebut juga semakin menyadarkan kita, militer saja, tetapi juga masalah segenap komponen bangsa. Hal ini tidak hanya dalam pengertian fisik, tetapi juga
menyangkut pemikiran, peraturan perundang-undangan serta anggaran pertahanan. Untuk itu, peran akademisi di universitasuniversitas dipandang semakin penting di masa depan.
Berdasarkan alasan-alasan di ataslah, Program Magister Studi Pertahanan di Institut Teknologi Bandung ini dibuka. Program ini membekali mahasiswa agar secara profesional mampu melakukan analisis kemananan nasional, regional dan internasional, serta faktor-faktor yang dikatagorikan sebagai ancaman; menguasai perangkat manajemen untuk
memanfaatkan sumberdaya lingkungan dan teknologi yang ada serta paham dengan perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi pertahanan. Pilar utama (‘body of knowledge’)
program ini terdiri dari tiga bagian, yaitu stategi pertahanan, manajemen pertahanan dan teknologi pertahanan.

Pendirian program ini juga didasarkan pada kenyataan, bahwa semakin berkurangnya jumlah, pengetahuan dan pengalaman pemimpin sipil dalam perang atau operasi militer, menimbulkan
bahaya diremehkannya masalah operasi militer khususnya, dan masalah pertahanan pada umumnya. Dalam hal ini perlu diingat apa yang dikatakan oleh Sun Tzu (400 BC), “war is a matter of vital importance to the state, the road of survival or ruin. It is mandatory that it be thoroughly studied”.

Program ini, yang terbuka baik bagi mahasiswa militer maupun sipil, juga akan menjadi jembatan saling pengertian antara kalangan sipil dan militer. Sebagai tambahan, program ini juga diharapkan meningkatkan kepedulian publik terhadap militer, sehingga sifat konfrontasional antara lembaga militer dan nonmiliter dapat dikurangi. Diharapkan publik memperoleh dasar pengertian yang sama tentang masalah keamanan global, yang akan tercermin dalam perubahan budaya lembaga-lembaga tersebut.

Program ini didasarkan pada suatu nilai yang mendukung ideide dan praksis pemerintahan yang bersih (good governance), termasuk kewajiban Negara untuk menggunakan pendapatannya untuk memberikan yang terbaik bagi warga negaranya. Program ini menekankan bahwa manajemen yang efektif dalam hal sumberdaya pertahanan dan keamanan, yang mengarah ke pembentukan angkatan bersenjata yang handal dan profesional, hanya dapat dilakukan di dalam lingkungan yang terbuka, bebas dan demokratis. Lingkungan tersebut termasuk penempatan angkatan bersenjata dalam kendali pemerintahan sipil yang dipilih secara bebas; akuntabilitas eksekutif kepada legislatif; supremasi hukum dan badan peradilan yang independen serta pers yang bebas. Penerimaan dan penguatan terhadap ide-ide tersebut membutuhkan proses pendidikan yang panjang, dimana setiap individu diminta untuk terus menerus mengoreksi diri sendiri berdasarkan pengalaman mereka. Lulusan program ini, yang menekankan pembelajaran aktif, diharapkan mempunyai dampak yang besar, jauh setelah
kelulusannya.

SUMBER MASUKAN PROGRAM
Program ini terbuka bagi lulusan S-1 atau sederajat dari semua jurusan, baik sipil maupun militer, dan dapat berasal dari instansi:
1. Departemen Pertahanan
2. Markas Besar TNI
3. Lembaga legislatif, baik tingkat pusat maupun daerah, yang bertugas di sektor pertahanan,
4. Pemerintah pusat maupun daerah, termasuk kementerian yang terkait dengan masalah keuangan pertahanan,
5. LSM dan pers, serta lembaga masyarakat lainnya.

KOMPETENSI LULUSAN YANG DIHASILKAN
Setelah menyelesaikan program pendidikan ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
• Mempunyai pengertian dan pengetahuan yang luas tentang perkembangan pemikiran militer dan seni perang, kemungkinan karakter konflik di masa depan, pengaruh teknologi dalam perang serta isu-isu strategi dan militer terkini.
• Mempunyai pengetahuan dan pengertian yang luas tentang batasan-batasan legal penggunaan kekuatan bersenjata, baik untuk nasional maupun internasional, hukum dan etika perang, hubungan sipil-militer, akuntabilitas publik, demokratisasi, peran pers yang bebas dan ekonomi pasar bebas, serta pemerintahan yang bersih.
• Mempunyai kemampuan yang mendalam dan mampu menggunakan prinsip-prinsip manajemen dalam
pertahanan serta mempunyai wawasan yang tinggi pada perkembangan teknologi dan pengaruhnya dalam masalah-masalah pertahanan.
• Mampu menganalisis isu-isu tersebut secara cepat dan mempresentasikannya dalam bentuk tulisan dan secara oral.
• Mempunyai ketrampilan melakukan studi mandiri, menguasai metodologi riset dan “ knowledge management” yang memudahkan untuk memasuki pendidikan S-3.

STRUKTUR KURIKULUM
• Kurikulum pendidikan Program Magister ini terdiri dari
empat (4) bagian. Bagian pertama adalah Program Penyetaraan, yang bertujuan untuk memberikan dasar dasar dan merupakan modul-modul dasar, bertema ‘tantangan-tantangan
keamanan dan dimensi militer’. Bagian ini membahas masalah –masalah keamanan dan isu-isu strategis pertahanan. Bagian ketiga berupa modul-modul pilihan, yang bergantung pada spesialisasi yang akan diambil oleh setiap mahasiswa. Bagian terakhir adalah
Tugas Akhir; berupa proyek penelitian mahasiswa secara mandiri dengan bimbingan dosen.
• Sistem yang digunakan adalah sistem kredit akademik. Untuk menyelesaikan Program Magister, mahasiswa wajib menyelesaikan minimal 36 kredit. Satu kredit akademik
ekivalen dengan 1 jam tatap muka dan 3 jam kerja mandiri per minggu. Program diselenggarakan dalam sistem semester yang masing-masing berlangsung selama 16
minggu, kecuali Program Matrikulasi yang berlangsung selama 8 minggu. Dengan demikian, total pembelajaran yang dibutuhkan adalah minimal 2.300 jam. Program diselenggarakan dalam tiga (3) semester.
•Di akhir kuliah, mahasiswa juga diwajibkan menyelesaikan Tugas Akhir berupa karya ilmiah sepanjang kurang lebih 10.000 – 15.000 kata.

Semester I
1. Ilmu, Seni dan Teknologi Perang 3SKS
2. Ilmu Manajemen 3 SKS
3. Lingkungan Strategis & Operasi Militer Kontemporer 3SKS
4. Prinsip-prinsip Manajemen Pertahanan 3 SKS

Semester II
1. Penelitian Awal 3 SKS
2. Pilihan *9 SKS
Semester III
1. Tugas Akhir 6 SKS
2. Pilihan* 6 SKS

*Mata Kuliah Pilihan dapat diambil dari jalur pilihan Manajemen
Pertahanan atau Strategi Pertahanan.
Kuliah Pilihan Manajemen Pertahanan: Ekonomi dan Keuangan Pertahanan; Manajemen Strategis dan Pertahanan; Manajemen Bencana; Manajemen Resiko; Akuisisi dan Logistik Pertahanan;
Manajemen Sumber Daya Manusia; Manajemen Teknologi Pertahanan.
Kuliah Pilihan Strategi Pertahanan: Pemerintahan Yang Bersih dan Sektor Keamanan; Hukum dan Organisasi Internasional; Evaluasi Pemikiran Strategis; Studi Kritis Masalah Keamanan;

CONTACT PERSON
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi:
Dr. Ir. Bambang Kismono Hadi
Departemen Teknik Penerbangan ITB
Jl. Ganesha 10, Bandung 40132
Tel: (022)-2504529
Fax :(022)-2534164
E-mail: bkhadi@ae.itb.ac.id


CRANFIELD UNIVERSITY
ROYAL MILITARY COLLEGE OF SCIENCES
SHRIVENHAM, UNITED KINGDOM

Program Magister Studi Pertahanan ini dalam tahap awal akan mendapat bantuan dari Royal Military College of Sciences (RMCS), Cranfield University, Shrivenham, United Kingdom. Bantuan akan berupa pengajaran oleh guru-guru besar di RMCS dan bantuan bahanbahan
pustaka.

Akademi Pertahanan (Defence Academy) UK, dibentuk pada 1 April 2002, sebagai pusat riset, pelatihan dan pendidikan pasca sarjana pertahanan dan keamanan, di bidang-bidang operasi,
pencegahan konflik, kepemimpinan, manajemen, ilmu, teknologi dan rekayasa. Salah satu komponen utama Akademi ini adalah Royal Military College of Sciences (RMCS).

RMCS bermula di tahun 1772, dengan pendirian Military Society di Woolwich, untuk mempelajari balistik dan eksplosif, yang kemudian di tahun 1927 menjadi Military College of Sciences. Sekolah ini pindah ke Shrivenham di tahun 1946, dan Royal Cherter diberikan di tahun 1953 sebagai penghargaan terhadap perannya dalam pendidikan keteknikan bagi army untuk jenjang sarjana, pasca sarjana maupun kursus staf. Pada tahun 1984,
Departemen Pertahanan Inggris (MoD) memberikan kontrak kepada Cranfield University untuk menyelenggarakan pengajaran akademis dan riset di bidang pertahanan. Sejak itu, Cranfield University telah mengembangkan berbagai kursus dan pendidikan di bidang pertahanan.
Pendidikan di RMCS bertumpu pada pengetahuan dan pemahaman terhadap perkembangan dan riset pertahanan terkini, dan pengaruhnya terhadap masa depan doktrin, strategi
dan pelaksanaan operasi militer.

-----------------------------------------------------------------------------------------
UNITED KINGDOM SPONSORED MASTER DEGREE
IN DEFENCE MANAGEMENT
HELD AT
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
PERIOD 2008-2010


The British Embassy will sponsor up to 10 students to study an MSc in Defence Management at the Institute of Technology Bandung. The course will start from 10 March 2008 to June 2010. The course will be started by 4 months English language training followed by modules delivered by Cranfield University followed by a thesis. The course consist of 3 semesters.


This offer is open to anyone who meets the following criteria:

1. A graduate from any discipline
2.Found up to the standard requirement at interview


TERMS AND CONDITIONS OF SPONSORSHIP:


1.All applicants for sponsorship must have a university first degree with the minimum GPA of 3. All applicants will be interviewed to assess:
1)Their motivation towards an MSc in Defence Management
2)Academics
3)Use of English

2.To guarantee sponsorship students are required to attain a Test Potensi Akademik (TPA) score of 500. The minimum entry requirement for ITB is 450. Students who do not achieve TPA score of 500, but score above 450 will be considered on a case by case basis.

3.Sponsorship students are required to attain a TOEFL score 500.

4.Sponsorship students must be able to commit themselves full time for the duration of the course (24 months) and produce a letter stating their commitment.

5.The TPA and TOEFL fees will be sponsored by the British Embassy.

6.The TOEFL and TPA test will be held on 29 February and 1 March 2008 at ITB in Bandung. All sponsorship students are required to sit these examinations.

7.Those students who attend the TPA and TOEFL tests in Bandung will be provided with one month subsistence to the amount of Rp 1,500,000.

8.Those students who pass the tests will receive sponsorship by UK for their tuition fees and monthly subsistence Rp 1,500,000 from the start of the course until finish. The monthly subsistence rate is subject to an inflation rate increase annually as at 1st April.

9.This information also can be accessed at: www.britain.or.id

Wednesday, December 12, 2007

Good Luck, Bro !

Bandung, Itenas, Gedung TI, 12 Desember 2007, Pk.08.00 - 10.00 WIB

Semua kerja kerja keras, kesabaran duduk menggunggu dosen pembimbing dari jam 8 pagi sampai jam 3 sore, semoga terbayar hari ini.

Good luck, bro!

Tuesday, December 11, 2007

Polwan ya mbak??

Selama pembuatan thesis ini jadwal rutin ku ke kampus hari Senin dan Kamis. Bukan jadwal resmi sih, cuma kesepakatan sama 2 temanku yang lain yang tidak bisa full commit ngerjain thesis kalau di rumah:)'. Jadi pertimbangan kita, setidaknya ada 2 hari dalam seminggu itu kita benar-benar nyata in touch dengan thesis kita itu. Biasanya kita sharing progress thesis kita, sharing pengalaman seputar bimbingan, develop tiap chapter, questioner, interview, dll, sharing bahan, sampai spelling checker hehehehe.

Nah, hari Senin kemarin habis makan siang aku ke kampus. Di depan pintu perpustakaan ada satu kursi panjang, sekilas aku memang melihat ada 2 orang yang duduk disana. Waktu aku mau masuk pintu perpustakaan tiba-tiba satu dari mereka bilang :'mbak..mbak.. polwan ya mbak??':)'. Aku langsung noleh, walaupun belum yakin itu ditujukan ke aku, karena dia tidak panggil nama aku kan?'. waktu lihat matanya ke arah aku, memang dia bicara sama aku. Aku langsung senyum, nggak tau deh, terasa geli aja waktu aku dengar pertanyaan itu, mungkin karena hari itu sebenarnya rasanya lumayan girly pakaian dan accessorisku:)'. aku bilang :'oh bukan kok... aku civilan :).' dia kelihatan agak kaget gitu. Aku pikir dia baru lihat aku hari itu, ternyata dia bilang dari awal kuliah dia sudah lihat aku dan sudah pingin tanya:)'.

Di dalam perpustakaan satu teman lain dari jurusan yang sama dengan orang yang nanya itu nyamperin aku dan dia ketawa, dia bilang dia denger tadi, dan dia ketawa dengernya. Dia bilang waktu pertama lihat aku juga dia punya pikiran dan pertanyaan yang sama dengan anak itu :)'. Dia bilang dia malah tidak menyangka teman perempuanku sekelasku yang memang tentara itu tentara :)

Aku jadi ingat kejadian waktu di SMA dulu. Satu hari waktu kelas sedang berlangsung, satu anak paskibra sma ku masuk dan minta ijin ke guruku yang kebetulan juga pembina OSIS untuk memanggil anggota paskibra yang ada dikelasku untuk latihan. Dengan percaya diri guruku itu bilang :' ya, okta, silahkan'. :) aku kaget, karena aku bukan anggota paskibra, tapi temanku yang lain:)'. aku bilang bukan aku pak, eh gurunya yang malah kaget :)'.

Jadi ternyata aku lebih paskibra dari anggota paskibra dan lebih tentara dari tentara hehehehe. Tapi aku tetap lebih suka voli dan lebih suka jadi civilan :)

Wednesday, December 05, 2007

Sepanjang Hayat di Kandung Badan

Pernah nggak di situasi makin banyak yang dibaca, yang dipelajari, makin ngerasa makin banyak yang tidak tau dan harus baca banyak lagi?'. Mungkin almost all my life aku dalam situasi itu, makanya selalu senang ketemu orang baru dan dengerin cerita mereka, selalu semangat belajar hal baru, dll. Tapi karena tidak ada tekanan waktu jadi tidak terlalu terasa. Nah sekarang tekanan waktu itu yang buat terasa sekali situasi ini.

Ya, aku bicara soal thesis-ku.
Thesis-ku akhirnya berevolusi judulnya menjadi : the role of private industry in Indonesia's defence industry development.
Selama ini banyak terms yang take it for granted, misalnya : private, industry, development,dll. Tapi untuk tulisan academic tentu harus tau jelas apa yang dimaksud dengan term2 itu. Nah, disini nih aku mulai sadar kalau aku di situasi : aku pikir aku tau, ternyata tidak!:)'. Misalnya waktu aku akan menuliskan defence industry, muncul pertanyaan : apa itu defence, apa itu industry ? apa industry sama dengan factory? mulailah mencari-cari informasinya, waktu baca informasi yang didapat itu ternyata banyak sekali definisi dan cara menjelaskan term2 itu. nah kan, bingung lagi milihnya, belum lagi muncul istilah baru misalnya industrilization, industry cluster, dll. Waduh, apalagi ini?? jadi lah mencari lagi informasinya.

Aku menikmati proses ini, tapi karena dikejar dead line, jadi lah proses yang harusnya menyenangkan buatku ini, malah buat aku lumayan stress. Akhirnya kuputuskan, at least basic definition term itu aku tau. wikipedia helpful banget untuk ini :). semua memang bisa diperdebatkan, tidak ada yang paling benar atau salah. Jadi bismillah ajalah waktu memutuskan ambil pengertian yang mana :)

Kesimpulannya sih bener tuh kalau belajar itu sepanjang hayat dikandung badan.

Saturday, November 24, 2007

Be careful for what you wish.......

Manusia dikaruniai tuhan dengan 2 mata, 2 telinga, tapi 1 mulut. Dan itu pasti ada maksudnya. Yang pasti maksud itu lebih dari sekedar alasan kesimetrisan dan alasan estetik lainnya. Aku sendiri percaya salah satu alasan itu adalah agar kita manusia melihat dan mendengar dua kali lebih banyak dari pada bicara. Atau bisa juga artinya sebelum membuka mulut dan bicara lihat dan dengar lah dulu banyak-banyak, sehingga apa yang keluar dari mulut itu bisa benar-benar menjadi kebaikan.

Termasuk ketika menyampaikan doa untuk orang lain. Doa untuk teman atau saudara yang menikah misalnya. Belakangan aku sering memperhatikan ini. Doa yang sering aku lihat disampaikan : semoga pernikahannya langgeng sampai kakek-nenek'.

Ingat Koes Hendratmo, Ray Sahetapi? Pernikahan pertama mereka rasanya persis seperti doa yang sering disampaikan itu.

Orang disebut kakek/nenek karena 2 hal menurutku : sudah punya cucu, atau tampilan wajah. Umur 40-an saja orang sudah bisa punya cucu. intinya hitungan umur bisa sangat muda tapi sebutan kakek/nenek bisa sudah melekat.

Jadi hati-hati dalam doa. Aku sendiri lebih suka mendoakan supaya pernikahan mereka langgeng sampai maut memisahkan.