Thursday, September 14, 2006

Almost Perfect

Hari rabu kemarin test tertulis pertama untuk modul pertama (principal of defence management). Waktunya satu jam, soalnya singkat2 aja, karena katanya test ini cuma untuk ngecek apa kita2 inget dan ngerti materi yang sudah dikasih. Jumlah soalnya 19. Waktu test 1 jam, score maksimum 50. Bobot test ini 10% dari total angka final nanti.

Tadi pagi Prof. Derrick Neal umumkan hasilnya, i got 49 :).

Jadi so far sudah ada 2 nilai. Nilai pertama dari presentasi kelompok tempo hari, dapat 16 dari 20, bobotnya untuk ini 20%.

Masih ada 2 nilai lagi, nilai dari paper (20%) yang harus di submit minggu depan, sama final exam desember nanti (50%). Semoga nilainya bagus2 juga... pokoknya tetap samangat deh ! hehehe

Friday, September 08, 2006

THR

Barusan dapat kabar dari Mbak Novi dari British Embassy kalau kita akan dapat ‘THR’ untuk hari raya. Surprise juga mereka memperhatikan sampai ke hal ini :). Nggak nyangka juga masih bisa ngerasain THR tahun ini hehehee...
Katanya juga april tahun depan beasiswa akan dinaikkan, tapi belum tau berapa...

The Road to Class of 06

Untuk Management Pertahanan ITB, British Embassy memberikan beasiswa kepada kurang lebih 10 mahasiswa pertahun. Beasiswa ini mengcover biaya kuliah dan biaya hidup, dan tidak mengikat, artinya tidak ada kontrak khusus dengan british embassy maupun ITB setelah lulus. Biaya kuliah langsung dibayarkan British Embassy ke ITB, sedangkan biaya hidup diberikan perbulan sebesar Rp.1.300.000 langsung ke rekening penerima beasiswa.

Proses recruit penerima beasiswa dari British Embassy untuk program ini mulai sekitar bulan January 2006. Tahap pertama diminta untuk mengirimkan CV, setelah itu jika lewat tahap ini akan dipanggil untuk interview dengan Atase Militer Inggris untuk Indonesia (Colonel Stuart Jarvis). Interview waktu itu sekitar minggu ke 3 February 2006, diadakan di 2 tempat, di UI (Jakarta) dan ITB (Bandung). Aku waktu itu interviewnya di Bandung dan terima informasinya 2 minggu sebelumnya, jadi lumayan punya waktu untuk cari info interviewnya seperti apa. Lumayan nervous waktu itu karena katanya Stuart Jarvis itu ngomongnya British sekaliii!, takut susah menangkap pertanyaannya. Dan ternyata memang iya British sekali, beberapa kata missing, tapi masih bisa juga menangkap pertanyaannya. Waktu itu rasanya sih bisa jawab lancar, tapi soal quality jawabannya ya tidak tau :)

Photobucket - Video and Image Hosting
Stuart Jarvis

Waktu itu Jarvis didampingi oleh Project Manager untuk hal ini, namanya Novianti Oei. Mbak Novie ini yang nantinya akan menjadi contact person kita dengan british embassy selama masa perkuliahan.

Photobucket - Video and Image Hosting
Novianti Oei

Pengumuman lolos tidaknya interview ini seminggu sesudah interview, diumumkan lewat email oleh mbak novie. Alhamdulillah aku lolos, selanjutnya test TOEFL dan TPA. ITB sendiri mensyaratkan TOEFL minimum 450, tapi untuk beasiswa ini minimum 500. Testnya diadakan di UPT Bahasa ITB, awal April 2006. Jadi punya waktu 1 bulan untuk persiapan. Pendek sekali untuk yang belum pernah test TOEFL seperti aku. Sempat bingung waktu itu apa akan ambil kursus atau belajar sendiri. Banyak yang menyarankan bisa belajar sendiri kok. Ok, akhirnya diputuskan belajar sendiri, dan waktu mulai belajar, wuih susah banget ya :( Plus harus belajar TPA juga. Beberapa teman bilang TPA bisalah pasti tidak perlu persiapan khusus. Tapi waktu aku lihat soal-soal TPA Bappenas yang dipinjamkan temankan, alamat wassalam deh kalau tidak dipersiapkan. Syarat untuk TPA minimum 450.

Biaya test di cover oleh British Embassy, pendaftaran juga mereka yang urus. Jadi kita tinggal datang test saja :)Testnya diadakan 2 hari, pertama test TOEFL, besoknya test TPA, keduanya di ITB. Waktu test itu lah pertama kali bertemu dengan teman-teman dari militer dan sipil. Seingatku pengumuman hasil test TOEFL dan TPA nya 2 minggu setelah test, juga lewat email dari Mbak Novi. Hasilnya dari 9 peserta yang akan menerima beasiswa dari british embassy 4 orang TOEFL dibawah 500, tapi masih diatas 450. Test TPA nya lolos semua.

Novi juga menginformasikan tahap selanjutnya adalah mengikuti matrikulasi bahasa inggris di pusat bahasa ITB selama 3 bulan (Mei - Juli). Ini wajib diikuti untuk yang TOEFL nya dibawah 500, sedangkan untuk yang diatas 500 juga dianjutkan untuk ikut, namun jika memilih untuk tidak ikut diminta untuk membuat surat pernyataan untuk tidak ikut disertai alasannya. Selama matrikulasi beasiswa sudah diberikan, untuk yang ikut matrikulasi saja :) Tapi ternyata untuk mengganti biaya interview, test TOEFL, dan TPA kita semua dapat Rp.1.300.000. Emang niat mereka ngasih beasiswanya ya :)

Nah proses untuk dapat beasiswanya sudah lengkap, tapi harus tetap mendaftar ke ITB, jadi harus melengkapi syarat-syarat mendaftar ke ITB, ini kita lakukan sendiri. Syarat-syaratnya :
1. Fotocopy Ijazah (legalisir)
2. Fotocopy transkrip (legalisir)
3. Bukti nilai TPA > 450
4. Bukti nilai TOEFL >450
5. Surat keterangan sehat
6. Surat rekomendasi (3 buah)

Akhir juli di jakarta aku terima surat dari ITB yang menyatakan aku sudah lulus seleksi jadi mahasiswa program master di ITB dan diminta daftar ulang tanggal 8 agutus 2006.

Akhirnya setelah tanggal 8 agustus itu resmi deh jadi penghuni class of 06 Management pertahanan ITB, nih KTM dan KSM nya :
Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Wednesday, September 06, 2006

What a Class

Bahasa pengantar dikelasku bahasa inggris. Untuk menghadapi ini diadakan kelas matrikuliasi bahasa inggris selama 3 bulan, di UPT Bahasa ITB. Jadwal kelasnya tiap hari dari pagi sampai sore.

Kelas matrikulasi bahasa inggris sebenarnya sudah mulai sejak Mei 2006, tapi untuk yang TOEFL diatas 500 boleh memilih untuk ikut kelas bahasa inggris ini atau tidak. Waktu itu pekerjaanku lagi banyak sekali (plus lumayan juga masih terima gaji untuk 3 bulan kan ?:))akhirnya aku memutuskan untuk tidak ikut matrikulasi ini. Ternyata yang tidak ikut Cuma bertiga, aku, fajar, dan rangga. Kami bertiga baru bergabung dengan yang lain tanggal 7 Agustus 2006.

Nah ini menarik waktu pertama aku bergabung.

Satu teman sipil cerita ketidaksukaannya dengan beberapa teman tentara dan cara-cara tentara yang menurut mereka terbawa disini. Misalnya obrolan mereka yang sering porno katanya :), atau kalau diskusi suka ngotot gak jelas, dan isu free rider kalau ngerjain tugas kelompok.
Beberapa hari dari itu giliran beberapa teman tentara yang curhat ke aku tentang teman-teman sipil, misalnya mereka merasa diremehkan dan cara penyampaian teman-teman sipil ke mereka yang frontal. Jelasnya mereka cerita begini : saat pembagian kelompok untuk yang ke 3 kali ada satu teman sipil yang bereaksi langsung didepan kelas bilang :’aaah sama pak A lagi..pak lagi.. gak mau aku...’. Sementara pak A ini pangkatnya mayor dan paling senior di kelas. Teman-teman tentara semua kaget seniornya diperlakukan begitu dan tidak terima. Mereka minta teman itu untuk minta maaf ke pak A, dengan berurai air mata (memang dia gampang nangis sih :)) teman itu bicara juga ke pak A dan bicaranya begini:’pak A aku disuruh teman-teman lain untuk minta maaf.

Seru kan??? :)

Aku sendiri 2 minggu pertama menemui beberapa hal yang aku tidak suka atau yang bikin aku bengong dan geleng kepala :)’. Tapi dengan referensi cerita teman-temanku tadi aku coba cari cara yang mereka bisa terima.

Misalnya cerita saat daftar ulang di sabuga. Beberapa teman tentara ada yang tidak mau tertib mengantri, ada yang langsung ke antrian depan dan meja depan alasannya macam-macam, harus menghadap jendral lah..apalah...’. Setelah daftar ulang saat sedang ngobrol teman tentara itu dengan bangganya cerita bagaimana mereka bisa daftar ulang tanpa harus cape’ ngantri, dan satu orang bilang gini :”inez ngeri banget kaya’nya ngeliat kita maju langsung gitu..diajakin dia gak mau..harus gitu nez kalau mau cepat”. Aku senyum saja, dan bilang kalau semua kaya’ bapak kacau balau lah semua nanti, jadi ya harus ada yang kaya’ saya kan??’. Aku Cuma mau secara tidak langsung cara mereka itu bikin kacau. Respon mereka waktu itu bilang :’iya juga ya...’. See..tidak semua perlu frontal kan?:)

Lain lagi dengan teman-teman sipil. Untuk isu free rider kalau mengerjakan tugas kelompok ada beberapa teman sipil yang extreem sekali cara dia menyikapinya : tidak mau satu kelompok dengan orang-orang yang dia pikir akan jadi free rider. Dalam satu obrolan satu teman itu berniat baik ’memperingatkan’ aku tentang orang-orang dikelompokku yang akan jadi freerider. Aku bilang aku sih tidak khawatir soal itu. Aku pikir semua orang punya semangat tinggi, tapi mungkin mereka tidak tau caranya, so i’ll show them the way. Caraku aku buat planning pengerjaan tugas, rinci sekali misalnya :’baca buku 4 halaman/hari’, cari bahan di internet, buat summary, dll, ada PIC nya juga disana dan ada timetablenya. Saat memberikan planning ini ke mereka aku coba tidak memberi kesan aku leadernya. Aku bilang aku lihat waktu pengerjaannya pendek, aku jadi punya ide buat timetable pengerjaannya, kalau setuju ini sudah aku buatkan, kalau tidak kita bicarakan sama-sama ya planningnya seperti apa, biar tidak slip.
Untuk memantau progressnya aku juga coba tidak seperti mengontrol mereka, aku bilang kalau aku sudah selesai loh baca materinya, sekarang lagi buat summary, yang lain gimana ? dst.

Aku ceritakan ini ke teman-teman sipil, mereka bilang ya boleh juga caranya. Karena nanti kelompok kadang ditentukan oleh dosennya, jadi tidak bisa menghindar juga kan dari orang-orang yang kita tidak suka.

Ada cerita lain dari teman-teman sipil diawal-awal yang buat aku geleng kepala.
Mungkin di pekerjaan mereka sebelumnya mereka orang yang penting dan banyak hal hebat yang dilakukan. Beberapa teman ada yang kelihatan ’show off’ sekali :)’. Misalnya saat kelas ngomongin efficiency tiba-tiba ada yang menyeret topik ke UMR dan mulailah dia menceritakan pengalaman dia pernah research lama tentang ini di yogya, dll..dll.. yang menurutku sama sekali tidak nyambung dengan topik.

Tapi seru lah semuanya untukku. Sampai hari ini aku merasa bisa enjoy berinteraksi dengan semua orang di kelas..dan setelah 1 bulan ini rasanya kita semua sudah mulai nge-blend.

Photobucket - Video and Image Hosting
Al A'raf -dengan rambut yang dibonding :)

Class of 06

Waktu S1 aku class of 96, jadi persis selang 10 tahun aku kembali ke kampus yang sama.

Kelasku kali ini jumlahnya 26 orang. 4 perempuan & 22 laki-laki, 10 sipil &16 militer.

Dari 10 yang sipil komposisinya begini :
5 dari NGO –pacivis (septi, yuli), imparsial (Al A’raf), walhi (Harli), satu lagi lupa (Erwin)
2 jurnalis - detik.com (anton), VHM (voice of human right) (Willy)
2 dari Industri – AAM (Aku), LG (Fajar)
1 fresh graduate dari astronomi ITB (Rangga)

Kalau per universitas, komposisinya begini :
4 UI (Septi, Yuli, Anton, Fajar)
1 Unibraw (Al A’raf)
2 UGM (Willy, Erwin)
1 Unhas (Harli)
2 ITB (Aku, Rangga)

Dari 16 orang militer komposinya begini :
4 Mayor (Budi, Lubis, Yani, Kahardi)
11 Kapten (Nainggolan, Panjaitan, Helmi, Untung, Koko, Wedy, Surjadi, Wahid, Gunawan, Abrori, Hidayati)
1 PNS Gol 3 (Bambang)

Atau kalau per-satuan :
2 Navy
4 Airforce (1 Intel)
5 Ground forces
1 Civil Servant

Komposisi yang menarik kan?? Semenarik proses ’penyatuan’ nya :)Besok aku ceritakan soal ini.

Ini foto angkatanku waktu pembukaan kuliah perdana oleh Panglima TNI


Photobucket - Video and Image Hosting

Penilaian Pertama

Hari selasa kemarin bukan hari pertama presentasi tiap kelompok, tapi baru kali ini presentasinya dinilai. Dan….. kelompokku kali ini yang dapat nilai paling tinggi :)’. Not bad lah untuk awal kan? :)

Photobucket - Video and Image Hosting

ITB MSc in Defence Management

Sebelum perkuliahan dengan dosen dari Cranfield university mulai tanggal 28 agustus 2006 lalu, perwakilan dari Cranfield University, Ivar Hallberg –Executive Director The Resillience Centre, Defence Academy- menjelaskan beberapa hal ke angkatanku berkaitan perkuliaha di jurusan ini, misalnya :

Aim of the degree :
“To equip civilian and uniformed personnel with the knowledge and skills appropriate for effective management of resources in the defence and wider security sector”

Learning Objective:
“To provide a critical understanding of the concepts and tools relevant to the analysis of the defence and security sector and to its effective management”.

Competency Outcome :
“To generate staff who are able to manage people, money, information and technology in support of national security and defence within context of the public interest by building appropriate analytic, organizational, and interpersonal skills”.

Schedule :

Semester 1 :
• Module 1 Feb – Jun 2006 English language, economics, mathematics and management science (ITB Staff)
• Module 2 28 Aug – 22 Sep 06 Principle of Defence Manamgent
Prof. Trevor Taylor and Prof. Derrick Neal
• Module 3 25 Sep – 20 Oct 06 Art and Science of War
Dr. Dale Clarke and Dr. Anna Maria Brudenell

Idul Fitri 24 – 25 Oct 06

• Module 4 6 Nov – 1 Dec 06 Strategic Environment
Tom Maley and Dr. Anna Maria Brudenell

Semester 2
• Module 5 Feb – 2 Mar 2007 Good Governance and Security Sector Reform
Dr. Ann Fitzgerald and Riefqi Muna
• Module 6 5 Mar – 30 Mar 07 Defence Economics
Prof. Derrick Neal and Prof. Ron Matthews
• Module 7 2 Apr – 27 Apr 07 Security in the Asia Pasific
Ivar Hellberg and Tamalia Alisjahbana
Idul Fitri 24 – 25 Oct 06
• Module 8 30 Apr– 25 May 07 International Political & Security Management –SIMEX
Prof. Peter Schmitt and Dr. Peter Trummer

Semester 3
• Module 9 Preliminary Thesis Research
Dr. Bambang K. Hadi
• Module 10 13 – 31 Aug 07 Elective : Risk, Security and Crisis management
Ivar Hellberg and Dr. Muhammad Hamza
• Module 11 13 – 31 Oct 07 Elective : Defence Acquisition and Project Management
Dr. David Moore and Peter Tatham

Idul Fitri 13 – 20 Oct 07

• Module 12 01 Sep 07 – 30 Apr 08 Dissertation Thesis Completion

Hopefully I will graduate on April 08 :)

Photobucket - Video and Image Hosting
Ivar Hellberg

Photobucket - Video and Image Hosting
L-R : David Moore, Stuart Jarvis, Trevor Taylor

Tuesday, September 05, 2006

Why Defence Management?

Pertanyaan ini sudah mencapai angka 1013 aku terima sampai dengan hari ke 24 aku kuliah di Management Pertahanan ITB :). Ya, sejak tgl 4 agustus 2006 aku resmi resign dari tempaku kerja, dan tanggal 7 agutus 2006 aku resmi jadi mahasiswa program studi “Studi Pembangungan”, alur khusus Management Pertahanan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB.

Sebenarnya sebelum ke pertanyaan itu, mungkin ada pertanyaan yang lebih mendasar :’kenapa sekolah lagi?’. ‘Untuk apa sekolah lagi??’.

Waktu diawal-awal aku kerja, 4,5 tahun lalu berpikirnya malah tidak ingin sekolah lagi. Apalagi saat merasa bahwa ternyata bisa belajar langsung dari pekerjaan, dan apa yang dikerjakan memuaskan perusahaan.

Tapi tahun 2005 tiba-tiba aku merasa ada yang kurang. Backgroundku engineering sementara pekerjaanku sama sekali jauh dari engineering. Selama ini aku bekerja kalau istilahku :’sa’pikirno’ aja. Ya sepikir-pikirnya aku saja, teori utuhnya aku tidak tau. Beruntung yang aku pikirkan selama ini benar sehingga hasil pekerjaannya memuaskan.

Pemicu yang paling kuat waktu itu adalah saat aku sudah mengerjakan beberapa hal sesuai ideku di kantor , buat creative room lah, leverage library lah, buat infowall, video training, online library, dll. Semua orang di kantor excited dengan yang aku kerjakan itu, dan aku merasa sudah mengerjakan hal besar dan sudah lengkap. Satu hari aku tau bahwa yang aku kerjakan itu adalah sebagian kecil dari gambar utuh ’Knowledge Management’. :)

Saat itu aku merasa sudah saatnya ’isi bensin’ lagi’. Aku ingin tau sesuatu secara utuh, tidak partial. Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang aku ingin tau secara utuh ?. Aku memutuskan ingin belajar management. Sekarang masalahnya uangnya dari mana??? :). Awalnya sempat terpikir uang sendiri saja, nabung dulu. Tapi kemudian merasa tidak ingin menunda terlalu lama, mumpung semangat sekolahnya lagi tinggi :)’. Sempat cari informasi soal beasiswa di jakarta, hasilnya nihil. Tiba-tiba aku ingat pertemuan dengan dosen waliku waktu S1 di tahun 2004, saat aku ambil ijazahku.

Dosen waliku itu – pak bambang kismono hadi cerita dia memprakarsai untuk membuka jurusan defence management di ITB untuk program magister. Reaksiku waktu itu melontarkan pertanyaan yang persis sama dengan yang aku terima belakangan ini :’why defence management?’, sementara beliau backgroundnya aeronautics (composite expert).

Photobucket - Video and Image Hosting
Dr. Bambang Kismono Hadi

Pak Bambang menjelaskan memang beliau sudah lama tertarik dengan militer dan defense, sudah lama mengikuti dan mencari-cari informasti tentang hal ini terutama saat beliau kuliah di Inggris dulu. Setelah lama bekecimpung di dunia aeronautics pak Bambang memutuskan untuk melakukan sesuatu untuk militer dan defence Indonesia. Hal yang waktu itu disampaikan oleh pak Bambang ke aku :’kamu lihat deh, ta Indonesia itu pulaunya ribuan, wilayahnya luas, penduduknya banyak.. tapi di militer dan DoD (Department of Defence) sendiri bagaimana pengetahuan management mereka, pengetahuan logistic, human resources mereka? Saya ingin lebih banyak orang Indonesia yang mengerti soal ini, saya ingin banyak professional yang bisa terlibat dalam hal ini.’.

Pak Bambang merintis untuk mendirikan jurusan ini di ITB sudah 7 tahun, sampai akhirnya ITB setuju. Jurusan ini akan bekerjasama dengan Cranfield University, UK. Untuk 5 – 10 tahun ke depan semua dosen dari crenfield university. Mahasiswanya akan ada dari militer dan sipil. Untuk sipil akan disediakan beasiswa dari British Embassy. Jurusan ini akan mulai dibuka tahun 2005. Pak bambang bilang waktu itu :”kalau kamu berminat nanti kamu datang ke saya ya”.

Tahun 2005 jurusan ini benar-benar mulai, dibuka oleh Mentri Pertahanan Juwono Sudarsono. Ada 1 orang seniorku di teknik penerbangan yang joint ke jurusan ini. Aku contact seniorku ini dan tanya-tanya tentang kuliah dan materinya. Intinya ya belajar management plus aplikasinya di military and defence bagaimana. Menarik sekali dan menurutku ilmunya bisa diaplikasikan dimana saja, even di industri.

Sebelum aku putuskan untuk ke pak bambang aku mulai argue dengan diri aku sendiri dulu. Beberapa pertanyaan yang aku tanyakan ke diri aku misalnya: Kenapa sih mau sekolah lagi? Supaya jabatan naik? Supaya salary gede?

Kalau untuk jabatan mending aku sabar sedikit, tunggu saja, toh pekerjaanku dikantor dinilai bagus. Waktu memikirkan ini aku jadi ingat satu hari aku pernah ngobrol dengan bosku, aku bilang :”bu saya itu kepingin dalam 1 tahun kedepan saya sudah punya semua kemampuan seorang manager. Saya minta bantuan ibu bimbing saya kesana ya bu. Saya tidak bilang tahun depan saya ingin dan harus jadi manager, it just a matter of time menurut saya untuk jadi manager kalau memang kita sudah punya kemampuan seorang manager’. Jadi dari dulu concern aku tidak pernah ke jabatan, tapi ke ilmunya, ke kemampuannya.
Soal salary, soal uang... aku bukan orang yang demanding soal uang. Untukku asal aku bisa hidup tanpa perlu disupport siapa-siapa, tidak punya hutang, selesailah perkara :)’. Selama ini aku merasa gajiku cukup2 saja, masih bisa nabung juga.

Pertanyaan selanjutnya : kalau aku mengambil defence management ini nanti kalau sudah selesai mau ngapain? Mau kerja apa?
Aku sih berencana kembali kerja di industri, karena aku suka pekerjaanku. Masalahnya apa industri ’siap’ menerima degree-ku ?’. Kalau tidak siap aku memang tidak berencana juga menggunakan degree-ku itu. Aku tidak masalah kerja dari awal lagi, jadi officer lagi, tapi aku yakin hasil pekerjaanku akan jauh lebih bagus dibanding sebelumnya. Tapi kalaupun aku sangat sial nantinya, tidak dapat pekerjaan, mungkin sudah saatnya aku buat pekerjaan sendiri atau kerja mandiri, jadi penulis misalnya.
Dan ada beberapa pemikiran lainnya yang jadi pertimbangan aku, misalnya soal network yang sudah aku jalin selama ini.

Aku sempat diskusi masalah ini dengan kakak dan adik2ku, juga dengan beberapa temanku. Beberapa setuju, beberapa tetap dengan pandangan aneh, beberapa sangat keras menentang’.

Satu teman bilang :’you are so naïf, dunia sekarang tidak butuh orang naïf lagi tau’ :).
Well... bisa jadi benar, bisa jadi juga tidak. Tapi 2 email dibawah ini mungkin bisa jadi bukti orang naif ini masih dibutuhkan juga di sebagian dunia hehehehe

Dear Inez

Thanks so much for your wonderful sharing of your experience in AAM and Dexa Medica Group.

I always observe your activity full of enthusiasm and cooperation.
No one will deny that you have initiative to start a new project or to add value to on going projects.

Thanks so much for all your contributions and participations.

We wish you much success in your next journey going forward.

Sampai jumpa and keep in touch.

Ferry A Soetikno
(MD-DXG)



Dear Inez:

I do not know what to say ... you definitely is INSPIRING. Your attention to details, the way you see the world, the way you relate with people ... young and old. I am amazed. You have an abundant of talents, but the one and most important is your ability to relate with others, to inspire others ... even an old lady like my mother was inspired by you. Your letter to her is her treasure. She is amazed that she can learn so many wisdom from a young lady ... YOU.

I told Pak Ferry this morning - I want to go ahead with tomorrow's Knowledge Management sharing even WITHOUT Pak Ferry (Pak Ferry has an urgent issue to handle outside). I told Pak Ferry ... you can learn from Pak Erwin. But I cannot miss tomorrow for the rest of the team, because tomorrow is Inez last day, and I want Inez to inspire the DXM team. He said, OK. Understand.

Inez ... I believe so much in what Pak Rudy Soetikno simply said about his life philosophy ... Niat yang baik, jika dijalankan dengan baik, maka hasilnya akan baik. This implies that Niat adalah yang utama. Hasil hanyalah sebuah konsekuensi.

Therefore ... no matter where you are, no matter what you do ... do keep your good intent, spirit, and kindness ...
Trust you will have a rich and wonderful life. My best wishes for your health, happiness, and life fulfillment.

On behalf of the Company ... let me THANK YOU, not only for what you have contributed through your job, but also for making this place a more wonderful place to work ... Also on behalf of DXG, I do really hope you will come back to us after your education is completed.

We will miss u a lot, but wishing you all the best.

Love,
Indri
(HR Director –DXG)