Wednesday, March 21, 2007

Diary & Complexity

Lucu juga mendengar satu teman cerita bagaimana dia memilih wanita untuk calon istrinya. Dia mulai dari pertanyaan :'kamu menulis diary?'. dari 3 wanita yang saat itu dekat dengan dia kebetulan satu orang menulis diary menjadi rutinitasnya, satu orang lagi jarang menulis diary..yang terakhir tidak pernah menulis diary. dan yang terkahir ini yang dia pilih :)'. menurut dia wanita yang menulis diary itu biasanya complex..dia merasa dia sudah cukup complex orangnya.. jadi maunya hidup dengan orang yang tidak complex.

Entah karena kebetulan atau memang teori dia valid...tp sampai hari ini mereka sudah menikah 10 tahun sih :)'

Percaya hal yang sama?? silahkan mengikuti :))

Friday, March 02, 2007

Kupat Tahu Bu Wawat

Aku termasuk yang suka makanan dengan sauce kacang, dari mulai karedok, lotek, batagor, siomay, sate, gado-gado, sampai kupat tahu. Di Bandung penjual kupat tahu bertebaran di mana-mana, ada banyak yang sudah aku cicipi, tapi untuk ku tidak ada yang mengalahkan kupat tahu favorite-ku dari jaman aku kuliah dulu. Bukan hanya soal rasa yang membuat aku memfavorite-kan kupat tahu satu ini, tapi juga ‘atraksi’ penjualnya.


Suami-Istri penjual kupat tahu ini namanya Pak Junaidi dan Bu Wawat, mereka asli dari Singaparna. Jadi label : Kupat Tahu Singaparna’ di depan gerobaknya itu asli ’. Dari mulai aku tahu kupat tahu ini, sekitar tahun 1996 lokasinya tidak berubah, di Pasar Citamiang, jl. Citamiang, Bandung. Pasar ini tidak jauh dari rumahku, cukup dengan jalan kaki sekitar 5 menit. Harga-nya satu porsi dulu Rp. 1500, sekarang Rp. 4000.


Photobucket - Video and Image Hosting, Photobucket - Video and Image Hosting

Tiap kesana aku hampir selalu makan disana, jarang sekali dibungkus. Kenapa ? karena aku senang menyaksikan bagaimana bu wawat bekerja. Kupat tahu ini cukup laris, tiap aku kesana pasti sudah ada 4-5 antrian di pintu masuk tendanya. Tapi semua pelanggan ini tidak pernah lama mengantri, karena kegesitan bu wawat. Dari kostumnya saja kita sudah tau kalau bu wawat ini memang niat tidak membiarkan pelanggannya lama menunggu. Celemek, celana panjang, dan sepatu kets, begitu setelannya. Menyiapkan satu porsi itu mungkin hanya sekitar 1 menit, gesit sekali. And she become my standard since the first time I saw her. Untukku penjual itu mustinya seperti bu wawat, makanya aku jadi suka gemes sekali kalau membeli makanan, mengantri lama, dan kulihat orangnya bekerja cenderung lambat. Ini bukan soal kesabaran, aku bisa kok sabar menunggu kalau memang prosesnya itu buanyak dan makan waktu. Tapi keinginan penjual untuk tidak membuat pelanggan menunggu lama yang buat aku tidak sabar.


Photobucket - Video and Image Hosting Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting
1/2 porsi, Rp. 3.000,-


Aku tidak akan heran kalau setelah sekian puluh tahun, aku datang lagi ke pasar citamiang, dan kupat tahu ini masih ada dan ramai.