Friday, November 03, 2006

Art & Science of War (1)

Satu kata untuk modul Art & Science of War ini : SERU !'.
Seru materinya, 'seru' dosennya :)

Dosen pertama untuk modul ini Dale Clarke, 44 tahun, specialistnya Weapon, part-time soldier, dan tampan :D.

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting


Dale menulis beberapa buku tentang weapons. Keahliannya tentang weapons ini pernah membawa dia terlibat 7 tahun di movie industry. Beberapa film yang dia pernah terlibat : seven years in Tibet, The Saint, Golden Eye, Tomorrow Never Dies.

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Sebagai part-time soldier di British Army, Dale beberapa kali dikirim ke daerah konflik seperti ke Iraq dan seminggu sebelum ke Indonesia untuk mengajar Dale baru pulang dari penugasan 3 minggu di Afganistan. Menarik mendengar sharing pengalaman-nya di daerah-daerah konflik ini. Dan pengalaman di lapangan ini juga yang membuat dia tangkas sekali menjawab pertanyaan2 dari kelas yang memang banyak banget mau taunya ini :).

Tahun ini ke 2 kalinya Dale ke Indonesia, aku sempat tanya kesan pertama dia waktu dia ke Indonesia, dia bilang kaget. Yang dia tau Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, dan dari pengalaman dia 3 bulan di Irak, dia membayangkan budayanya (cara berpakaian dan berinteraksi) kira-kira sama dengan di Irak. Ternyata waktu sampai di Indonesia, berbeda sekali dengan di Irak ’. Untuk tahun ini Dale betul-betul menunggu saat ke Indonesia, apalagi setelah di Afganistan sepanjang mata memandang hanya melihat gurun. Dia tidak sabar untuk melihat hijau-nya Indonesia, katanya :)’.

Photobucket - Video and Image Hosting
Markas pasukan kaolisi di Afganistan

Background Dale menarik untukku, misalnya sebagai part-time soldier itu. Pengalaman terakhirku bekerja di HRD departmen menggilitik aku untuk tahu lebih banyak soal ini, jadi aku banyak tanya saat break kelas ke Dale. Aku baru kali ini mendengar ada tentara paruh waktu. Maksudku benar-benar tentara, yang dikirim ke medan perang segala. Rasanya tahun 1997, saat kerusuhan di Indonesia Polri pernah ‘mengontrak’ pasukan yang membantu Polri, KAMRA gitu namanya ?. Aku tidak tau persis seperti apa kontraknya, apakah mereka dilatih dan punya hak yang sama di lapangan dengan anggota polri yang lain.
Kalau di British Army, secara general Dale menerangkan begini :
Kesempatan ini dibuka untuk siapa saja yang berminat. Dale tergabung di pasukan angkatan darat, di Media Operation. Sistemnya kontrak, 3 tahun-an. Mereka mendapat gaji dan tunjangan kesehatan seperti tentara lain, namun tentu tidak akan dapat pensiun. Mereka mendapat latihan seperti tentara regular tiap sabtu dan minggu, dalam satu tahun harus 2 kali mengikuti camp, each 2 minggu. Aku sempat tanya Dale apa mereka mendapat kewenangan untuk menembak seperti tentara lain? Dia bilang : yes, absoulutely. Dan mereka juga legal untuk ditembak (combatant) oleh musuh. Di Afganistan kemarin Dale nyaris tertembak katanya.

Photobucket - Video and Image Hosting
Major Dale Clarke di Iraq

Semua materi di session 1 module ini sangat-sangat baru untuk aku. Agak nervous juga. Aku bilang sama Dale di hari pertama kelas mulai kalau aku nervous susah ngikutin materinya karena totally new buat aku. Dengan nice-nya dia bilang nothing you should worry Inez, you will see this is an easy topic. Dan tiap selesai kuliah dia selalu tanya : still nervous, Inez? Or are you confident now?. So nice kan?? :)

Materi dari Dale antara lain : Component of war, Weapons, Platform, Protections, Classical Military Tought, Military Transformations, War and Media, Information Warfare etc. Materi favorite-ku tentang weapons dan Information Warfare. Mungkin karena specialist Dale di weapons dan as partime soldier dia tergabung di media operation jadi dua materia ini aku merasa Dale membawakannya sangat baik dan menarik. Penuh gambar dan cerita yang expressive.

Materi ini memang europe centric, jadi saat membahas perkembangan senjata yang dibahas adalah perkembangan senjata di eropa, menarik melihat bagaimana evolusi dari gunpowder sampai menjadi rifle, atau dari kuda besi sampai menjadi tank.
Materi ini memunculkan pertanyaan di kelas bagaimana perkembangan senjata di indonesia? Sampai sejauh ini Indonesia belum punya literatur lengkap yang membahas perkembangan senjata di indonesia. Apakah keris termasuk senjata perang indonesia? Apakah dari bambu runcing langsung jump ke senjata api?

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Pihak jurusan management pertahan berinisiatif mengundang pakar defence indonesia, Kusnanto Anggoro untuk memberikan ceramah umum di kampus. Kusnanto sempat membahas bahwa keris itu tidak pernah dipakai sebagai senjata bahkan sejak jaman kerajaan, yang dipakai sebagai senjata adalah panah. Namun memang belum ada literatur lengkap yang membahas tentang perkembangan senjata ini di Indonesia. Sudah saatnya ada yang melakukan riset mendalam dan menuliskannya dalam bentuk buku. Salah satu dari kelas ini mungkin bisa memulainya kan? :)’.

Banyak materi-materi yang diberikan Dale ini membuat kami di kelas melihat dan berpikir tentang Indonesia, misalnya tentang defence technology, military doctrine, dll.

7 hari bersama Dale benar-benar cepat rasanya :). Hari terakhir Dale mengajar sore-nya kami mengadakan buka puasa bersama di Lisung Kafe. Dale diundang, dan ini jadi buka puasa bersama pertama dia. Ternyata walaupun sudah pernah ke irak dan afganistan dia tidak tau banyak soal puasa. Dia tau ini bulan ramadhan, tapi tidak tau ritual puasa seperti apa.Dia banyak bertanya soal puasa sore itu. Lucunya waktu pertama dia sampai di Lisung kafe dan melihat kita-kita masih segar dan ketawa haha hihi, komentar dia :’you must be so tough’!. Dia bilang kalian itu sudah seharian belajar di kelas, beraktivitas ini itu, tanpa makan dan minum, tapi sampai sore masih seperti dia lihat tadi pagi:)’.

Oh ada cerita menarik dari afganistan yang diceritakan Dale sore itu. Waktu sudah dekat dengan Ramadhan, dalam satu rapat di pasukan koalisi mereka membahas tentang akan seperti apa perang saat Ramadhan nanti. Pasti pasukan Taliban tidak bisa apa-apa karena mereka kan tidak makan dan minum. Dale memang tidak tau pasti ritual puasa seperti apa, tapi as a master in war of history dia tau di sejarah, Islam berkali-kali menang perang besar dan itu di bulan Ramadhan.

Aku sendiri percaya, we can learn a lot from the past. Aku pernah sampaikan ini ke Dale, mungkin ada baiknya di session tahun depan ditambahkan lesson learn-lesson learn apa dari sejarah masa lalu yang bisa diambil dan dibawa ke masa kini. Seperti biasa komentar khas dari Dale (yang disukai banget oleh anak-anak kelas ):’you are absolutely right, Inez’ :).

And you are absolutely nice, Mr. Dale :D

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

TT & DD

Diajar oleh dosen asli bule baru sekarang ini, jadi ini pengalaman baru untuk aku. Awalnya sempat nervous juga apa bisa menangkap seluruh materi nanti, karena hearing-ku tidak bagus. Plus dosen-dosen ini dari inggris, aku tidak terbiasa dengan logat british, malah kata angkatan sebelumku ada yang logatnya itu scotish, wah lebih susah lagi pasti ngertinya. Sudah siap-siap duduk di paling depan. Sudah kepikiran untuk merekam saat dosennya mengajar. Ternyata kalau mengajar mereka ngomongnya lambat, jadi terdengar jelas every wordnya.

Dosenku untuk satu modul itu dua orang. Untuk modul kedua ini yang mengajar Prof. Trevor Taylor (TT) & Prof. Derrick Neal. Taylor umurnya 65 tahun, Derrick 60 tahun, tapi mereka masih segar bugar sekali loh. Background mereka beda, taylor murni akademisi sementara Derrick backgroundnya cukup unik. Derrick, master degree-nya di mekanika fluida, pernah kerja di manufacturer, lalu dia ambil MBA di Cranfield University, jadi orang marketing sampai jabatan terakhir Director of Marketing, specially-nya strategy marketing begitu, setelah itu dia kembali ke cranfield dan mendalami defence management, dia expert di change management.

Mungkin karena background yang berbeda ini, cara mereka mengajar juga beda. Aku pribadi lebih cocok dengan gaya Derrick. Derrick ini sense of humournya bagus, ekpresif jadi kelas lebih relax dan rame. Yang khas dari Derrick itu yang dia sebut sebagai DD, Derrick Donut. Dari awal dia masuk dia langsung menggambar DD ini.

Photobucket - Video and Image Hosting

Dia bilang I’m old, I have no much time anymore, so I just need to hear the core :). Jadi tiap kali kita presentasi exercise2 dari dia, dia cuma minta 1 slide, tidak boleh lebih, dalam waktu 5 menit.

Satu lagi yang berkesan dari Derrick, dia cepat sekali hafal nama student dikelas, dia hapal siapa biasa duduk dimana, siapa yang duduknya disana-sana aja, siapa yang suka pindah-pindah. Amazing sekali di hari kedua dia sudah hapal semua nama-nama kita di kelas, walau tidak semunya dia bisa ucapkan dengan benar, seperti Gunawan, dia menyebutnya : ganawa :). Yang paling dia hafal : willy, anton, dan fajar.

Tapi aku suka lah dua-duanya dosenku ini, karena dua-duanya kasih nilai aku bagus hehehe.. taylor kasih nilai kelompokku paling tinggi, derrick kasih nilai aku paling tinggi untuk test ke dua :)’. Waktu hari terakhir derrick ngajar kita diminta ngisi lembar evaluasi untuk dia, di box comment aku tulis :’welldone, prof…I give you A :)’.

Photobucket - Video and Image Hosting
Prof. Derrick J. Neal